Sabtu, 12 November 2011

pengetahuan dan klasifikasinya


A.      DEFINISI ILMU PENGETAHUAN
Pengertian ilmu     yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.   
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya  adalah :
Ø  Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
Ø  Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
Ø  Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
Ø  Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).
Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta.  
Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.

B.       Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Dalam menghadapi berbagai ilmu pengetahuan, orang akan bertanya tentang jenis ilmu pengetahuan. Dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan, kita golongkan menurut jenis tertentu. Hal ini merupakan masalah klasifikasi ilmu pengetahuan karena setiap klasifikasi menuntut suatu dasar. Dengan demikian, kita akan mempersoalkan dasar itu dahulu.
Adapun Klasifikasi Ilmu Pengetahuan di bagi menjadi 3 (tiga), antara lain:
1)        Klasifikasi berdasarkan Subjek
2)        Klasifikasi berdasarkan Objek
3)        Klasifikasi berdasarkan membeda-bedakan ilmu pengetahuan alam dan ilmu sejarah.
Ø  Klasifikasi berdasarkan Subjek Francis Bacon (1561-1626) mendasarkan klasifikasi ilmunya pada subjek, yaitu daya manusia untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan hal tersebut, ia membeda-bedakan menjadi beberapa bagian yaitu:

1.    Ilmu pengetahuan ingatan, seperti sejarah, yaitu membicarakan masalah-masalah atau kejadian yang telah lalu, meskipun dimanfaatkan untuk masa depan.
2.    Ilmu pengetahuan khayal, seperti kesusastraan, yaitu membicarakan kejadian-kejadian dalam dunia khayal, meskipun berdasar dan untuk keperluan dunia nyata.
3.    Ilmu pengetahuan akal, seperti filsafat, yaitu umumnya, pembahasannya mengandalkan diri pada logika dan kemampuan berpikir.
Klasifikasi tersebut tidak dapat dibenarkan apabila pemikiran kita berpangkal pada pandangan bahwa kita tidak akan mungkin mengenal dengan akal, ingatan, atau daya khayal semata, tetapi dengan seluruh pribadi kita.

Ø  Klasifikasi berdasarkan Objek

1.    A.M. Ampere (1775-1836) mendasarkan klasifikasinya pada objek material. Berdasarkan hal itu, ia membedakan ilmu pengetahuan kosmologis yang mempersoalkan benda materi dengan ilmu pengetahuan noologis yang mempersoalkan benda rohaniah.
2.    Auguste Comte (1798-1836) mendasarkan klasifikasinya pada objek material pula. Ia membuat deretan ilmu pengetahuan berdasarkan perbedaan objek material, yaitu:
1. Ilmupasti/matematika,
2. Ilmu falak/astronomi,
3. Ilmu fisika,
4. Ilmu kimia,
5. Ilmu hayat/biologi, dan
6. Sosiologi.
Deretan tersebut menunjukkan perbedaan objek dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Objek ilmu pasti adalah yang paling bersahaja karena hanya menyangkut angka yang mengikuti aturan tertentu, pasti. Oleh karena itu, matematika disebut juga ilmu pasti. Meskipun paling bersahaja, matematika juga merupakan alat bagi segenap ilmu pengetahuan. Sementara itu, ilmu falak menambahkan unsur gerak terhadap matematika, misalnya kinematika. Objek ilmu alam adalah ilmu falak atau matematika ditambah dengan zat dan gaya, sedangkan objek ilmu kimia merupakan objek ilmu fisika ditambah dengan perubahan zat. Unsur gejala kehidupan dimasukkan pada objek ilmu hayat. Adapun sosiologi mempelejari gejala kehidupan manusia berkelompok sebagai makhluk sosial.

Ø Klasifikasi berdasarkan Metode Wilhelm Windelband (1848-1915) membeda-bedakan ilmu pengetahuan alam dan ilmu sejarah. Menurut Widelband, kedua jenis ilmu pengetahuan itu tidak berbeda dalam hal objek karena objeknya satu, ialah kenyataan. Adapun perbedaannya terletak pada metode. Metode untuk ilmu pengetahuan alam disebut nomotetis, sedangkan metode ilmu pengetahuan sejarah menggunakan metode ideografis. Nomotetis berhubungan dengan nomos atau norma yang menunjuk pada adanya usaha untuk membuat hal umum atau generalisasi.

Sumber Pustaka

1.    riskacorners.blogspot.com/2010/10
monaliasakwati.blogspot.com/2011/.../definisi-ilmu-pengetahuan.htm...

1 komentar: